"Den, sudah di tunggu istri den Mingyu di dalam."
Mingyu melangkahkan kaki nya ke dalam rumah. Di genggamannya, terdapat sebuah map yang penuh dengan bukti perselingkuhan istrinya selama ini. Mingyu sudah menyiapkan semuanya dengan baik.
Mingyu sebenarnya tidak bermaksud untuk memojokkan Yerim terus-menerus. Apabila Yerim bahagia bersama lelaki itu, Mingyu dengan senang hati menandatangani surat cerai.
Namun, tidak semudah itu menceraikan Yerim. Mr. Choi serta keluarga Yerim tidak akan membiarkan mereka bercerai hanya karena mereka tidak cocok satu sama lain.
"Yerim." Panggilnya.
Si pemilik nama langsung menoleh ke arah pria yang memanggilnya. Dirinya terus menatap Mingyu dengan raut cemas, takut apabila emosi Mingyu langsung meledak di hadapannya.
"Kenapa takut banget gitu?"
"Kak, soal yang kapan hari kita bicarain di chat itu-"
"Aku udah tau semuanya, termasuk sama kamu yang pernah hamil anak dia." Ucapan Yerim langsung diputus oleh Mingyu.
"Maaf." Yerim tak bisa lagi berkata-kata. Semua perilakunya sudah terbongkar, Mingyu pasti sudah mengetahui semua detail nya.
"Sejak awal pernikahan kita, aku cuma anggap itu sebuah kebebasan dari ayah. Bahkan kakak ngebebasin karir aku di Amerika, tapi aku sendiri malah gak tau diri. Main di belakang kakak dan jarang pulang ke Indonesia."
"Lalu, kamu udah ambil keputusan dari apa yang udah kamu lakukan?"
"Kak, aku takut kalau mama aku gak mau kita cerai."
"Saham. Kamu takut kalau aku bakal narik saham dari perusahaan keluarga kamu? Yerim, listen. Hal itu gak ada di perjanjian sebelumnya. Kalau kamu mau cerai baik-baik, hubunganmu sama lelaki itu bisa di tutupin. Kalau kamu tetap gak mau cerai karena keluargamu, aku gak peduli. Aku bakal tetap ceraiin kamu."
"Saya setuju dengan Mingyu. Segera putuskan pilihan kamu, Kim Yerim." Suara itu berasal dari pintu ruang tv. Melangkah santai memasuki rumah tanpa seorangpun yang tau bahwa dirinya akan datang.
"Uncle Choi? Bagaimana bisa-"
"Sekretarismu memberitahu ku." Ucap pria berumur 55 tahun itu.
Yerim menarik nafasnya dalam-dalam sambil berpikir keputusan apa yang akan dia ambil. Bukankah akhirnya akan sama saja? Mingyu akan tetap menceraikan dirinya.
"Oke, ayo bercerai. Tapi tolong bujuk mama dan jangan menarik saham kamu di perusahaan keluarga ku kak."
Ucapan Yerim itu sontak mendapat tatapan sinis dari Minho.